Pulau Idaman, Karimun Jawa
Travelingku kali ini bukan maksud untuk berwisata tapi untuk mengetahui kehidupan nelayan di Karimun Jawa ini. Karena aku diajak kakakku sendiri, Eca namanya. Doi menjadikan destinasi ini sebagai objek film dokumenter untuk tugas akhirnya yang berjudul "An Archipelago's Life", aku disini sebagai crew. Tim pembuatan film ini ada 4 orang, Eca, mas Taufik, Reno dan aku sendiri. Karimun Jawa terletak di Laut Jawa, termasuk dalam wilayah Kab. Jepara, Jawa Tengah. Bagi siapa aja yang pengen kesana, tepatnya yang ada di Semarang, kalian bisa naik bus jurusan Jepara, turun di dermaga Kartini lalu lanjut perjalanan laut menuju Pulau Idaman ini.
Oke, cerita dimulai..
DAY 1
Senin, 9 Desember 2013
Kita berempat ketemuan di Terminal Terboyo jam 5 pagi, kenapa pagi sekali? Soalnya kita ngejar jadwal kapal yang katanya jadwal kapal jam 11 siang. Sampai di terminal dan udah kumpul semua, kita segera naik bus jurusan Jepara, kita berangkat jam 6 pagi, selama perjalanan aku hanya menikmati jalanan yang ramai anak-anak sekolah dan orang-orang yang mau bekerja, pun di dalam bus, di dalam bus ini sempat sesak oleh anak-anak sekolah yang akan berangkat ke sekolah. Jam 7 pagi bus tampak lumayan longgar karena anak sekolah udah pada turun. Perjalanan darat Semarang-Jepara memakan waktu 2 jam. Jam 8 pagi sampailah kita tempat diturunkan dari bus, jangan harap kita turun langsung di dermaga, jangan. Kita masih harus jalan -+ 1 km menuju dermaga, karena kita merasa keberatan untuk jalan akhirnya kita memutuskan untuk naik becak. Tidak lama bapak pengayuh becak itu mengayuh becak tuanya, sampailah kita di dermaga. Di dermaga nampaknya juga udah ramai turis lokal maupun mancanegara yang akan menuju pulau yang keren ini. Jam setengah 9, loket masih tutup, kita disuruh beli tiket di kantornya langsung, untung aja kantornya dekat dengan dermaga. Tiket udah di tangan, hati udah lega, masih ada waktu -+ 3 jam untuk menunggu kapal berangkat, kita menghabiskan waktu untuk santai-santai mengantuk. Hoaaaaammm. Menjelang keberangkatan kapal, calon penumpang kapal semakin bertambah.
Tiba jadwal kapal, kita segera masuk ke kapal dan siap-siap merasakan perjalanan laut ini yang katanya bisa bikin mabuk. 2 jam kapal ini melaju kencang di laut.
Akhirnya kita sampai di dermaga Karimun. Dan kita baru menginjakkan kaki pertama kali di Pulau Idaman ini. Dan pengalaman baru dimulai!
Akhirnya kita sampai di dermaga Karimun. Dan kita baru menginjakkan kaki pertama kali di Pulau Idaman ini. Dan pengalaman baru dimulai!
Sedang asyik jalan di tanah Karimun, tiba-tiba ada orang membawa tenda+tas yang terlihat terisi penuh menghampiriku dan menanyaiku, ternyata doi seorang backpacker asal Medan yang katanya belum pulang dari bulan Februari, dalam hati aku bicara "ini orang gila beneran!", dan doi akhirnya ikut gabung dengan kita, Boris namanya. Kita berlima. Karena tujuan kita ke pulau ini untuk pembuatan film, jadi kita jalan menuju Balai Taman Nasional Karimun Jawa untuk melapor, sebelumnya Eca udah nyiapin segala perijinan dan tetek bengeknya. Kita diizinkan untuk transit dimana balai ini juga punya mess yang biasanya ditempati oleh petinggi-petinggi yang mengurus taman nasional ini. Sekedar menaruh tas yang beratnya minta ampun, kita jalan menuju alun-alun pulau ini untuk makan siang. Pemandangan selama jalan menuju alun-alun hanya berisi homestay-homestay aja. Sampai di alun-alun kita langsung masuk ke tempat makan prasmanan Bu Esther yang katanya tempat ini sangat rekomen karena harganya yang murah dan enak. Dan betul, aku makan dengan lauk ayam, tempe, sayur, dan es teh cuma dipungut biaya 10.000 rupiah aja. Murah kan? Murah dong! Selesai makan kita dijemput Pak Sholikul, yang katanya juga Bapak ini punya rumah multifungsi menjadi homestay yang harganya juga murah buat kantong backpacker. Rumah beliau ada di desa Alang-Alang yang jaraknya dari Karimun (fyi, Karimun itu kecamatan) -+ 20 menit. Sampai dirumah Pak Kul (nama akrab), ternyata rumahnya cukup luas, yang menurutku ruang tamu itu malah ada kasur lengkap dengan bantal guling, selain itu juga ada 2 kamar, 2 kamar mandi, dibelakang rumah pun masih ada gazebo dengan view langsung menghadap laut, komplit dengan meja makannya,
belum lama kita duduk santai untuk istirahat, si bapak ini mengajak kita ke pantai Batu Kopeng yang letaknya cuma 1 km dari rumah beliau. Kita menghabiskan sore kala itu di pantai.
belum lama kita duduk santai untuk istirahat, si bapak ini mengajak kita ke pantai Batu Kopeng yang letaknya cuma 1 km dari rumah beliau. Kita menghabiskan sore kala itu di pantai.
Hari mulai gelap, itu tandanya listrik udah mulai nyala (fyi, listrik disini hanya nyala jam 6 petang sampe jam 12 malam). Langsung aja, segala alat elektronik yang butuh tenaga baru segera diisi. Kita pun juga segera menyegarkan tubuh masing-masing dengan cara mandi, yaiyalah mandi masa ya mau berenang di laut, menurut ngana aja. Oke lanjut, selesai mandi kita disuguhkan makan malam dengan menu ikan laut lengkap dengan segala pelengkapnya. Selesai makan, kita berkumpul di gazebo belakang sambil menikmati cuaca malam itu dan sesekali mengobrol dengan Pak Kul. Makin malam makin mengantuk, kita memutuskan untuk tidur.
Kita berlima lagi dan kembali ke rumah Pak Kul bersama-sama. Sampai dirumah, kita segera mandi dan makan malam. Selesai makan malam, Eca menginterview Boris tentang Karimun Jawa. Cuaca malam itu begitu terang, langit cerah, angin berhembus seadanya, dan udaranya lumayan sejuk. Malam itu aku dan Reno memutuskan untuk tidur diluar, karena jarang sekali tidur dengan beratapkan bintang-bintang bertaburan di langit, di gunung pun aku jarang menemukan momen ini, karena belum beruntung kali ya.
Tidur dengan beratapkan sejuta bintang yang sesekali ada fenomena bintang jatuh itu what a wonderful world banget, membuat mata kita terus terjaga, kita merasa beruntung sekali bisa menikmati suasana seperti itu. Dan akhirnya kita pun tertidur dengan nyenyak.
Hari mulai sore, hujan sempat membasahi tanah siang itu, kita bertiga memutuskan mantai lagi, kali ini kita ke pantai by foot. Pertama, kita ke pantai Batu Kopeng, tak ada seorang pun yang berada disana, kita bagaikan pemilik pantai kala itu.
Setelah asyik foto kita lanjut jalan menyusuri pantai, sepanjang kaki melangkah cuma ada pasir putih yang terus jadi pijakkan kaki. Ada pantai tersembunyi yang kita temukan, jaraknya dekat dengan pantai Batu Kopeng. Nggak lama kita jalan, sampai juga kita di pantai Ujung Gelam, tujuan kita kedua. Sambil menunggu sunset, kita mampir ke warung yang sebenarnya udah mau tutup, tapi si Ibu penjual itu tetap melayani kita, baik sekali pokoknya. Matahari sore itu sedang malu-malu, kenapa malu-malu? Doi tidak menampakkan dirinya, doi ngumpet dibalik awan sore itu. Ah kita belum beruntung!
Yasudah, kita balik rumah Pak Kul dengan tangan hampa, asli lebay kalo ini... Sampai rumah, seperti malam-malam sebelumnya, kita melakukan aktifitas yang sama. Mandi-charge segala alat elektronik-makan-santai-tidur.
Jam 7 pagi aku terbangun, ternyata mereka udah balik dari melaut, hasil tangkapan nelayan pagi itu adalah ikan teri. Rasanya cukup menyesal karena menolak mentah-mentah ajakan menangkap ikan yang mungkin bisa dirasain seumur hidup cuma sekali. AHHHHHH! T__T
Aku melampiasakan untuk mancing pagi itu, pagi itu ikannya sedang asyik bermain dipinggiran, aku dan mas Topik segera mengambil umpan dan senur pancing lalu mancing diatas kapal nelayan yang lagi diparkir. Nggak butuh waktu lama untuk dapat ikan, baru ngasih umpan, ikan pun bisa langsung terkena pancing kita, begitu melimpahnya ikan disini. Hasil pancingan cukup lumayanlah buat sarapan kita bertiga. Waktu memancing itu rasanya ada kurang, kenapa? Soalnya Reno udah balik duluan, karena kebetulan doi juga hobi memancing. Suatu saat sob, kita kesini lagi!
Kelar mancing, aku menyerahkan hasil pancingan ke ibu untuk dimasak. Makan makanan hasil tangkapan sendiri itu ada sensasinya tersendiri. Setelah sarapan, kita menyusun rencana hari itu, dan rencananya adalah...... lagi-lagi aku ditinggal sendiri, Eca dan mas Topik pergi ke balai untuk interview petinggi balai taman nasional. Untuk mengisi waktu, aku hanya jalan-jalan sesekali mengambil foto, nggak jauh aku jalan ternyata ada tempat wisata juga, yaitu Bukit Maming. Aku memberanikan diri untuk masuk ke bukit ini, hanya bermodalkan sandal jepit dan kamera. Awalnya ada jalan setapak gitu tapi setelah semakin naik ke bukit kok semakin nggak ada penunjuk jalan. Aku memutuskan untuk turun saja daripada nanti ada apa-apa dan kembali ke rumah Pak Kul. Sedang asyik santai-santai dibelakang rumah sendirian,
tiba-tiba aku diajak mancing lagi oleh anak kecil yang juga anaknya nelayan itu, benar saja, jiwa pelaut doi udah keliatan dari kecil, dia cukup pintar untuk menangkap ikan. Lumayan banyak ikan yang ditangkap dia. Selesai mancing, Eca dan mas Topik tiba juga dirumah. Aku mengajak anak kecil itu main bola karena didepan rumah Pak Kul ada lapangan yang cukup luas. Kita memanfaatkan sore itu dengan bermain sepak bola dengan anak-anak kecil setempat. Nggak lama kita bermain bola, kita kecapekan, dan butuh kesegaran. Tanpa pikir panjang aku dan Eca yang sudah lelah ini mengambil Jukung dan mendayung ke tengah untuk berenang dan kebetulan juga anak-anak lain yang juga asyik berenang, aku dan Eca bergabung dengan mereka. Kita berenang sampai hampir gelap. Benar-benar anak pantai kurasa! HAHAHAHA!
Karena dikejar waktu untuk sholat Jumat, kita segera balik ke rumah Pak Kul. Kita jalan kaki lagi, panas terik sempat membuat kita berkeringat, kali ini tak ada mobil pick-up berangkutan pasir yang lewat lagi. Sampai di rumah Pak Kul kita langsung bersiap-siap Jumatan. Selesai Jumatan, Eca menginverview Pak Kul tentang potret kehidupan nelayan di Karimun Jawa. Siang sampai sore kita habiskan untuk interview, setelah Pak Kul dilanjut Pak Geman (nelayan) yang juga saudara dari Pak Kul.
Hampir sampai di dermaga, kita meminta untuk diturunkan karena tujuan kita adalah mess balai yang letaknya dekat dengan dermaga. Malam terakhir itu kita habiskan dan menginap di mess. Sebelumnya kita udah minta izin. Sampai di mess, kita istirahat sebentar sambil meluruskan kaki. Malam itu kita diajak makan malam bareng orang-orang balai, kita dapat tumpangan lagi, dan kali ini kita menumpang mobil polisi hutan. Lumayan gagahlah! Kita makan di alun-alun. Setelah makan, kita memutuskan untuk kembali ke mess dengan jalan kaki saja, karena selama kita di pulau ini, kita belum menikmati ramainya kota di Karimun ini. Kita jalan-jalan disekitar alun-alun, banyak orang berjualanan makanan minuman, souvenir-souvenir khas Karimun Jawa, ada juga pemudanya yang asyik nongkrong. Suasana disini ramai, beda dengan suasana daerah rumah Pak Kul yang sepi. Nggak lama kemudian, kita kembali ke mess, dan langsung memutuskan untuk tidur lebih awal karena jadwal kapal adalah jam 8 pagi.
Jalan menuju dermaga, kita berencana membeli makanan terlebih dahulu untuk bekal perjalanan laut yang katanya memakan waktu selama 6 jam. Kapal yang kita tumpangi kali ini berbeda dengan kapal yang kita tumpangi waktu berangkat. Waktu berangkat, kita naik kapal cepat Express Cantika dan pulang naik kapal Muria. Kapal Muria ini gedenya kayak kapal Titanic, lebay lagi kalo ini. Kita naik ke dek ekonomi.
Dan jam 8 pagi, kapal ini berangkat dan meninggalkan pulau keren ini. Selama 6 jam ini, nggak banyak aktifitas yang kita lakukan, paling juga makan-tidur-foto-tidur lagi begitu seterusnya sampai dermaga Jepara. Jam 2 siang, sampai di dermaga, kita turun dan langsung naik becak menuju terminal. Sampai di terminal kita menyempatkan untuk makan siang karena perut udah keroncongan selama perjalanan laut. Selesai makan, kita langsung naik bis jurusan Semarang. Perjalanan darat naik bis ini memakan waktu 2 jam. Aku menikmati perjalanan pulangku kali ini, sampai pada akhirnya kita kembali di Semarang. Dan sampai rumah dengan selamat. ALHAMDULILLAHHHH..
RINCIAN BIAYA DAN WAKTU:
- tiket kapal Express Cantika (2 jam) = Rp 108.000
- tiket kapal Muria (6 jam) = Rp 42.000
- bis ekonomi Semarang-Jepara PP (@2 jam) = @Rp 12.000
- dermaga - Rumah Pak Kul -+ 20 menit
- Rumah Pak Kul
- menginap = Rp 25.000/malam/orang
- makan = Rp 17.000/makan/orang
- sewa motor = Rp 40.000/hari
- sewa alat snorkling = Rp 25.000/hari
- bensin Rp 10.000/liter
BUDAYAKAN KOMENTAR YA SETELAH MEMBACA, THANKYOU :))))
DAY 2
Selasa, 10 Desember 2013
Bangun tidur agak kesiangan, kita langsung diajak Pak Kul ke spot snorkling yang kebetulan jaraknya hanya -+ 100 m dari belakang rumah Pak Kul, kita naik Jukung, sampai di spot untuk snorkling tanpa pikir panjang aku langsung membuka baju dan mengenakan pelampung beserta snorklenya dan tentu memasukkan diri ke dalam laut. Hampir 1 jam kita menikmati keindahan di bawah laut, kita segera kembali ke homestay. Hidup ini begitu indah, si ibu tau aja kalo kita capek dan lapar, sampai di homestay, sarapan ternyata udah siap dengan segala menunya, pastinya ada ikan laut dong. Cuaca pagi itu begitu teduh, sinar matahari pun tampaknya sedang malu untuk memancarkan sinarnya. Selesai makan, aku ditinggal oleh Eca dan mas Topik ke Karimun untuk bertemu dengan orang balai, nggak banyak aktifitas yang aku lakukan, sampai akhirnya aku pun memutuskan untuk tidur siang bersama Reno dan Boris. Sampai kita terbangun, mereka berdua belum balik ke rumah. Hari mulai sore, kita bertiga bingung mau ngapain. Reno dengan santainya mengambil sepeda anak kecil yang kebetulan nggak lagi dipakai, dan dia sepedaan. Aku hanya santai-santai sembari mengobrol dengan Boris. Lama aku mengobrol dengan Boris, si Reno tak kunjung kembali, aku berinisiatif untuk mencarinya dan ternyata dia nemuin pantai kecil gitu, biasanya buat menyandar kapal-kapal nelayan. Aku mengajak Reno balik ke rumah karena Boris sendirian, aku merasa tidak enak. Sampai di rumah pun ternyata si Boris sudah menghilang entah kemana, beneran gila ini bocah. Akhirnya aku dan Reno memutuskan untuk pergi ke pantai Ujung Gelam, karena hari mulai sore dan disana bisa menikmati matahari tenggelam, dan siapa tau juga si Boris ada disana, kita meminjam motor Pak Kul, jaraknya -+ 2 km dari rumah. Sampai di pantai, suasana disini cukup tenang dan sedikit ramai, disini ada warung-warung berjejer-jejer rapi dengan menjajakan berbagai makanan dan minuman. Dan benar saja, aku dan Reno menemukan Boris sedang asyik berenang sendirian, ternyata doi jalan kaki menyusuri tepi pantai dari rumah Pak Kul sampai di pantai Ujung Gelam, gilakkkk! Padahal jaraknya lumayan tuh. Kita bertiga lagi, pantai disini bagaikan kolam renang, air yang tenang, tak berombak, dan tak berkarang. Kita benar-benar menikmati sunset sore itu. Hari mulai gelap, kita memutuskan untuk kembali ke rumah Pak Kul, baru 100 m jalan dari parkiran, aku melihat ada 2 sosok laki-laki sedang asyik dengan kameranya, ternyata mereka berdua itu Eca dan mas Topik, mereka sedang mengambil gambar dan video matahari tenggelam.Kita berlima lagi dan kembali ke rumah Pak Kul bersama-sama. Sampai dirumah, kita segera mandi dan makan malam. Selesai makan malam, Eca menginterview Boris tentang Karimun Jawa. Cuaca malam itu begitu terang, langit cerah, angin berhembus seadanya, dan udaranya lumayan sejuk. Malam itu aku dan Reno memutuskan untuk tidur diluar, karena jarang sekali tidur dengan beratapkan bintang-bintang bertaburan di langit, di gunung pun aku jarang menemukan momen ini, karena belum beruntung kali ya.
Tidur dengan beratapkan sejuta bintang yang sesekali ada fenomena bintang jatuh itu what a wonderful world banget, membuat mata kita terus terjaga, kita merasa beruntung sekali bisa menikmati suasana seperti itu. Dan akhirnya kita pun tertidur dengan nyenyak.
DAY 3
Rabu, 11 Desember 2013
Suara ayam berkokok membangunku pagi itu, si Reno udah nggak ada di sampingku, doi pindah di gazebo, ternyata semalem dia menunggu kapal nelayan yang akan melaut karena dia juga pengen ikut melaut. Belum nasib dia untuk bisa ikut nelayan melaut mencari ikan. Hari ini Reno dan Boris akan meninggalkan pulau cantik ini, Boris mengejar waktu karena dia juga harus melanjutkan tripnya, Reno pulang karena ada kewajiban yang mungkin nggak bisa dia tinggalkan. Mereka berdua diantar ke dermaga oleh Pak Kul dan Bu Kul. OK, nggak masalah, kita tersisa 3 orang. Hari mulai sore, hujan sempat membasahi tanah siang itu, kita bertiga memutuskan mantai lagi, kali ini kita ke pantai by foot. Pertama, kita ke pantai Batu Kopeng, tak ada seorang pun yang berada disana, kita bagaikan pemilik pantai kala itu.
Setelah asyik foto kita lanjut jalan menyusuri pantai, sepanjang kaki melangkah cuma ada pasir putih yang terus jadi pijakkan kaki. Ada pantai tersembunyi yang kita temukan, jaraknya dekat dengan pantai Batu Kopeng. Nggak lama kita jalan, sampai juga kita di pantai Ujung Gelam, tujuan kita kedua. Sambil menunggu sunset, kita mampir ke warung yang sebenarnya udah mau tutup, tapi si Ibu penjual itu tetap melayani kita, baik sekali pokoknya. Matahari sore itu sedang malu-malu, kenapa malu-malu? Doi tidak menampakkan dirinya, doi ngumpet dibalik awan sore itu. Ah kita belum beruntung!
Yasudah, kita balik rumah Pak Kul dengan tangan hampa, asli lebay kalo ini... Sampai rumah, seperti malam-malam sebelumnya, kita melakukan aktifitas yang sama. Mandi-charge segala alat elektronik-makan-santai-tidur.
DAY 4
Kamis, 12 Desember 2013
Jam 2 pagi aku dibangunkan oleh Eca, untuk ikut melaut nelayan yang malam sebelumnya kita udah diajak untuk melaut, tapi tubuh yang lelah ini nggak mau melihatkan ketegarannya, aku tetap melanjutkan untuk tidur, sedangkan Eca dan mas Topik ikut melaut.Jam 7 pagi aku terbangun, ternyata mereka udah balik dari melaut, hasil tangkapan nelayan pagi itu adalah ikan teri. Rasanya cukup menyesal karena menolak mentah-mentah ajakan menangkap ikan yang mungkin bisa dirasain seumur hidup cuma sekali. AHHHHHH! T__T
Aku melampiasakan untuk mancing pagi itu, pagi itu ikannya sedang asyik bermain dipinggiran, aku dan mas Topik segera mengambil umpan dan senur pancing lalu mancing diatas kapal nelayan yang lagi diparkir. Nggak butuh waktu lama untuk dapat ikan, baru ngasih umpan, ikan pun bisa langsung terkena pancing kita, begitu melimpahnya ikan disini. Hasil pancingan cukup lumayanlah buat sarapan kita bertiga. Waktu memancing itu rasanya ada kurang, kenapa? Soalnya Reno udah balik duluan, karena kebetulan doi juga hobi memancing. Suatu saat sob, kita kesini lagi!
Kelar mancing, aku menyerahkan hasil pancingan ke ibu untuk dimasak. Makan makanan hasil tangkapan sendiri itu ada sensasinya tersendiri. Setelah sarapan, kita menyusun rencana hari itu, dan rencananya adalah...... lagi-lagi aku ditinggal sendiri, Eca dan mas Topik pergi ke balai untuk interview petinggi balai taman nasional. Untuk mengisi waktu, aku hanya jalan-jalan sesekali mengambil foto, nggak jauh aku jalan ternyata ada tempat wisata juga, yaitu Bukit Maming. Aku memberanikan diri untuk masuk ke bukit ini, hanya bermodalkan sandal jepit dan kamera. Awalnya ada jalan setapak gitu tapi setelah semakin naik ke bukit kok semakin nggak ada penunjuk jalan. Aku memutuskan untuk turun saja daripada nanti ada apa-apa dan kembali ke rumah Pak Kul. Sedang asyik santai-santai dibelakang rumah sendirian,
tiba-tiba aku diajak mancing lagi oleh anak kecil yang juga anaknya nelayan itu, benar saja, jiwa pelaut doi udah keliatan dari kecil, dia cukup pintar untuk menangkap ikan. Lumayan banyak ikan yang ditangkap dia. Selesai mancing, Eca dan mas Topik tiba juga dirumah. Aku mengajak anak kecil itu main bola karena didepan rumah Pak Kul ada lapangan yang cukup luas. Kita memanfaatkan sore itu dengan bermain sepak bola dengan anak-anak kecil setempat. Nggak lama kita bermain bola, kita kecapekan, dan butuh kesegaran. Tanpa pikir panjang aku dan Eca yang sudah lelah ini mengambil Jukung dan mendayung ke tengah untuk berenang dan kebetulan juga anak-anak lain yang juga asyik berenang, aku dan Eca bergabung dengan mereka. Kita berenang sampai hampir gelap. Benar-benar anak pantai kurasa! HAHAHAHA!
DAY 5
Jumat, 13 Desember 2013
Bangun pagi lagi, lagi-lagi bangun pagi. Seperti biasa, kita sarapan bersama. Sehabis sarapan tiba-tiba Eca dapat pesan singkat dari orang balai bahwa jam 10 pagi nanti akan ada release penyu di sebuah hotel berbintang di Karimun. Oke berangkat!! Kita memutuskan untuk jalan kaki saja, karena jaraknya juga nggak jauh-jauh amat daripada menyewa motor yang harus diwajibkan untuk membayar. Selama jarak itu masih bisa ditempuh dengan jalan kaki, akan kita lakukan dengan jalan kaki. Entah lagi rejeki atau apa, baru aja jalan 20 meter tiba-tiba ada mobil pick-up mengangkut pasir lewat dan kita menumpang mobil tersebut (fyi, di Karimun-Kemojan hanya ada satu jalan utama). Sampai di hotel ternyata disini sepi, ternyata lagi, Eca dapet sms dan ternyata acara release penyu diundur. Yasudah, kita hanya menikmati suasana hotel berbintang yang sepi itu. Disini ada penangkaran hiu dan penyu ada juga ubur-ubur, ikan badut, dan ikan hias lainnya.Karena dikejar waktu untuk sholat Jumat, kita segera balik ke rumah Pak Kul. Kita jalan kaki lagi, panas terik sempat membuat kita berkeringat, kali ini tak ada mobil pick-up berangkutan pasir yang lewat lagi. Sampai di rumah Pak Kul kita langsung bersiap-siap Jumatan. Selesai Jumatan, Eca menginverview Pak Kul tentang potret kehidupan nelayan di Karimun Jawa. Siang sampai sore kita habiskan untuk interview, setelah Pak Kul dilanjut Pak Geman (nelayan) yang juga saudara dari Pak Kul.
DAY 6
Sabtu, 14 Desember 2013
Hari itu adalah hari terakhir kita menginap di rumah Pak Kul, semakin lama kita menginap semakin banyak pula biaya yang harus dikeluarkan. Kita benar-benar memanfaatkan hari itu, rencana hari itu adalah aku disuruh merekam pantai Batu Kopeng dan Ujung Gelam, lagi-lagi pantai 2 ini. Sementara Eca dan mas Topik pergi ke bandara, kampung Bugis, dan hutan mangrove. Kita menyewa motor, dan mas Topik mengantarkanku ke pantai Batu Kopeng. Aku sendirian lagi, aku merekam sepanjang pantai dari pantai Batu Kopeng-Ujung Gelam (fyi, dari Batu Kopeng-Ujung Gelam bisa dilalui dengan jalan kaki dengan menyusuri pantai). Setelah cukup aku mendapatkan video dan gambar, aku memutuskan untuk beristirahat di warung sambil minum es teh+makan pisang goreng sambil ngobrol pula. Semakin sore, pantai Ujung Gelam semakin ramai, ada 5 kapal berukuran sedang merapat ke pantai ini sambil menurunkan para turis, ada juga yang datang via darat. Suasana ini terlihat beda ketika aku datang pertama kali dengan waktu itu. Sambil menunggu dijemput Eca, aku mencoba mengambil gambar lagi, sampai akhirnya Eca datang menjemputku dan kita kembali ke rumah. Eitsss, sebelum kembali ke rumah, kita mampir ke pantai Batu Kopeng untuk menikmati untuk terakhir kalinya pada trip kita kesana. Kita di pantai sampai hari hampir gelap. Lalu kita putuskan untuk kembali ke rumah dan packing. Selesai packing, kita meninggalkan rumah Pak Kul, lagi-lagi kita jalan kaki dan memanfaatkan jalan utama. Oke markilan! Mari kita jalan! Baru jalan 5 menit tiba-tiba ada mobil pick-up berangkutan batu lewat dan langsung saja jurus untuk menumpang kita keluarkan. CIYAATTTT! Kita menumpang lagi. Dan benar saja, baru duduk diatas batu tiba-tiba mobil itu berhenti dan meminta untuk turun, karena mobilnya hanya sampai disitu aja. Oke markilan lagi! By the way, kalo kita full jalan itu memakan waktu 2 jam dengan jalan gelap tanpa lampu jalan juga dengan nyamuk-nyamuk ganasnya! Argggghhhh! Hampir 45 menit kita jalan dengan kondisi badan udah basah karena keringat, akhirnya ada mobil pick-up tanpa barang angkutan itu lewat yang katanya mau ke dermaga, lagi-lagi jurus menumpang kita keluarkan! ALHAMDULILLAAAAHHHH.. rasanya lega banget waktu itu.Hampir sampai di dermaga, kita meminta untuk diturunkan karena tujuan kita adalah mess balai yang letaknya dekat dengan dermaga. Malam terakhir itu kita habiskan dan menginap di mess. Sebelumnya kita udah minta izin. Sampai di mess, kita istirahat sebentar sambil meluruskan kaki. Malam itu kita diajak makan malam bareng orang-orang balai, kita dapat tumpangan lagi, dan kali ini kita menumpang mobil polisi hutan. Lumayan gagahlah! Kita makan di alun-alun. Setelah makan, kita memutuskan untuk kembali ke mess dengan jalan kaki saja, karena selama kita di pulau ini, kita belum menikmati ramainya kota di Karimun ini. Kita jalan-jalan disekitar alun-alun, banyak orang berjualanan makanan minuman, souvenir-souvenir khas Karimun Jawa, ada juga pemudanya yang asyik nongkrong. Suasana disini ramai, beda dengan suasana daerah rumah Pak Kul yang sepi. Nggak lama kemudian, kita kembali ke mess, dan langsung memutuskan untuk tidur lebih awal karena jadwal kapal adalah jam 8 pagi.
DAY 7
Minggu, 15 Desember 2013
Aku bangun lebih awal dan segera mandi. Disusul oleh mas Topik dan Eca. Packing lagi, dan kita udah siap meninggalkan Pulau Idaman ini. Perasaan campur aduk waktu itu. Rasa senang karena akan kembali ke rumah, rasa sedih juga karena harus meninggalkan tempat yang udah memberiku banyak pengalaman hidup.Jalan menuju dermaga, kita berencana membeli makanan terlebih dahulu untuk bekal perjalanan laut yang katanya memakan waktu selama 6 jam. Kapal yang kita tumpangi kali ini berbeda dengan kapal yang kita tumpangi waktu berangkat. Waktu berangkat, kita naik kapal cepat Express Cantika dan pulang naik kapal Muria. Kapal Muria ini gedenya kayak kapal Titanic, lebay lagi kalo ini. Kita naik ke dek ekonomi.
Dan jam 8 pagi, kapal ini berangkat dan meninggalkan pulau keren ini. Selama 6 jam ini, nggak banyak aktifitas yang kita lakukan, paling juga makan-tidur-foto-tidur lagi begitu seterusnya sampai dermaga Jepara. Jam 2 siang, sampai di dermaga, kita turun dan langsung naik becak menuju terminal. Sampai di terminal kita menyempatkan untuk makan siang karena perut udah keroncongan selama perjalanan laut. Selesai makan, kita langsung naik bis jurusan Semarang. Perjalanan darat naik bis ini memakan waktu 2 jam. Aku menikmati perjalanan pulangku kali ini, sampai pada akhirnya kita kembali di Semarang. Dan sampai rumah dengan selamat. ALHAMDULILLAHHHH..
RINCIAN BIAYA DAN WAKTU:
- tiket kapal Express Cantika (2 jam) = Rp 108.000
- tiket kapal Muria (6 jam) = Rp 42.000
- bis ekonomi Semarang-Jepara PP (@2 jam) = @Rp 12.000
- dermaga - Rumah Pak Kul -+ 20 menit
- Rumah Pak Kul
- menginap = Rp 25.000/malam/orang
- makan = Rp 17.000/makan/orang
- sewa motor = Rp 40.000/hari
- sewa alat snorkling = Rp 25.000/hari
- bensin Rp 10.000/liter
BUDAYAKAN KOMENTAR YA SETELAH MEMBACA, THANKYOU :))))
Komentar
Posting Komentar