Gunung Prau, Kecil-Kecil Cabe Rawit

Gunung Prau? Iya. Gunung Prau ya bukan Gunung Tangkuban Perahu. Gunung Prau terletak dikawasan Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Katanya, gunung ini adalah daerah tertinggi di Dieng. Ketinggian doi 2.565 mdpl. Ada 2 jalur yang bisa dilalui untuk mencapai puncak, lewat Desa Dieng Kulon dan Pathak Banteng. Tentu keduanya punya karakteristik trek yang berbeda. Kalo via Pathak Banteng (katanya) lebih cepet tapi treknya terjal, (katanya) cuma butuh waktu 2 jam untuk bisa sampai puncak. Kalo via Desa Dieng Kulon, treknya relatif landai tapi jauh, butuh waktu 3-4 jam untuk bisa sampai puncak. Karena pendakian kali ini aku ditemani beberapa teman-teman cewek yang masih pemula, maka kita memilih via Desa Dieng Kulon. Kita bersepuluh. Aku, Bre, Raka, Gentong, Anis, Hani, Mawar, Savira, Sesa, Naya.

DAY 1
Senin, 26 Mei 2014
Perjalanan dimulai. Aku dan Sesa naik motor, begitupun juga Bre dan Anis. Yang lain naik mobil. Kita berangkat. Kecuali Gentong, doi sekarang berdomisili di Jogja, dan kita ketemuan di Wonosobo.
4 jam perjalanan darat yang cukup bikin pantat habis, akhirnya kita sampai di Wonosobo dan bertemu Gentong. Dilanjutlah ke Dieng. Sekitar 1 jam dengan jalan menanjak berkelok tak ada habisnya, sampai juga di Desa Dieng Kulon.

Pukul 18.00 WIB kita tidak lupa untuk sholat sebelum melakukan pendakian. Setelah sholat kita langsung bersiap-siap dan pendakian dimulai. Start pukul 19.00 WIB.

Kita berjalan santai. Pertama, kita melewati perkebunan milik petani setempat yang lumayan panjang. Kedua, kita disambut oleh hutan. Cuaca saat itu kabut, kadang sering sesekali menurunkan air. Kita pun juga megeluarkan jas hujan. Ketiga, kita disambut bukit dimana tumbuhan alang-alang yang mendominasi.

Pukul 11.30 WIB kita sampai dipuncak. Tanpa pikir panjang, kita langsung mendirikan tenda dan masak. Menu makan malam itu adalah nasi, kornet, sosis tumis saos bolognise. Setelah dirasa kenyang, aku pun memutuskan untuk tidur, begitupun yang lainnya.

DAY 2 
Selasa, 27 Mei 2014
Pukul 06.30 WIB aku dibangunkan oleh sinar matahari. Matahari terbit pagi itu kurang menarik. Diterpa angin pagi yang dingin cukup membuatku menggigil. Dibukit ini orang biasanya menyebut Bukit Teletubies karena daerahnya yang unik. Aku benar-benar menikmati suasana pagi di bukit itu.




Pukul 09.00 WIB, matahari makin naik. Kita memutuskan untuk membuat sarapan. Ada yang masih tidur, ada yang masak. Aku, Anis, Mawar, Savira asik bikin sarapan. Menu sarapan pagi itu adalah nasi, sop, sosis telur, dan sarden. Setelah masakan jadi, bangunlah mereka yang sedang tidur. Dan kita makan bersama. 


Sesudah makan, kita menghabiskan pagi itu dengan berfoto-foto dan bersenang-senang!












Pukul 12.00 WIB, hari makin siang, matahari makin panas, akhirnya kita packing untuk kembali turun. 






pejuang sampah x)










Pukul 14.00 WIB, kita sampai kembali dibasecamp. Ada yang memilih untuk istirahat, ada yang memilih untuk mandi, ada yang memilih untuk makan. 

Pukul 17.00 WIB, kita turun untuk kembali ke Semarang. Sampai di Wonosobo kita mampir makan malam. Sesudah makan malam, lanjutlah kita pulang kerumah masing-masing.


Perjalanan singkat yang menyenangkan. Terima kasih semuanya! Kalian luar biasa!





NOTES:
- Semarang-Dieng by motor = 4-5 jam
- bensin motor PP = Rp 50.000
- tiket masuk G. Prau via Dieng Kulon = Rp 5.000/orang
- parkir = Rp 5.000/motor & Rp 10.000/mobil
- basecamp - puncak = 3-4 jam (jalan santai pake banget)
- puncak-basecamp = 2 jam (lari)
- foto by Anis

Komentar

  1. Foto-fotonya keren ditambah rincian biayannya.
    Keep writing and share the beauty of Indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mas muhammad akbar. Yes i do!

      Hapus
  2. Nice post ma bro! Keep writing and travel more!

    BalasHapus
  3. di base camp bisa parkir mobil ya? apakah cukup aman?...Thanks

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Istilah Dalam Dunia Lari Trail

Bromo Tengger Semeru Ultra 100: Too Much Tragedy!

#AmazingLombok: Zero Above Sea Level