Kado Terindah, Terima Kasih Merbabu
Haloooo.. Akhirnya bisa ngeblog lagi, soalnya harus travelling dulu baru bisa dapet pelajaran dan ngeblog, namanya juga travel blogger hehehehe.
Kenapa judulnya kado terindah? Karena perjalanan kali ini bertepatan dengan hari ulang tahunku. Kenapa aku milih gunung Merbabu? Karena kata orang-orang dan kata mbah Google gunung yang berketinggian 3145 mdpl ini banyak bonusnya alias pemandangannya yang luar biasa.
Pendakian gunung Merbabu ada 3 jalur, yaitu jalur Wekas (Magelang), jalur Selo (Boyolali), jalur Thekelan (Kopeng).
Langsung aja yes, aku ceritain perjalanan penuh harapan ini..
DAY 1
7 JULI 2013
Perjalanan kali ini aku ditemani oleh cowok-cowok macho, ada Bre, Raka dan Tejo (kurang macho soalnya badan doi lagi gak fit). Kita berkumpul di rumah Raka yang janjinya kumpul jam 7.00 pagi tapi molor sampe jam 9.00 pagi. Setelah berpacking ria dan siap untuk melakukan perjalanan, kita berempat pun akhirnya berangkat menuju Magelang dengan menggunakan sepeda motor, karena kita memilih jalur Wekas sebagai jalur pendakian kita. 3 jam perjalanan dengan jalanan yang mayoritas tanjakan dan berbatu cukup menyiksa motor.
Akhirnya sampai di basecamp pendakian Merbabu jam 12.00 siang. Kita beristirahat sejenak sembari mendaftar. Berhubung disekitaran basecamp juga banyak perkebunan sayuran, Raka berinisiatif untuk membeli sayuran sebagai tambahan bekal makanan diatas sana, lumayanlah nambah gizi.... Istirahat sambil mempacking ulang tas.
Akhirnya sampai di basecamp pendakian Merbabu jam 12.00 siang. Kita beristirahat sejenak sembari mendaftar. Berhubung disekitaran basecamp juga banyak perkebunan sayuran, Raka berinisiatif untuk membeli sayuran sebagai tambahan bekal makanan diatas sana, lumayanlah nambah gizi.... Istirahat sambil mempacking ulang tas.
![]() |
Kebun Sayuran |
Jam 2.30 menjelang sore, kita udah siap untuk melakukan pendakian, sebelumnya kita berdoa terlebih dahulu agar diberi keselamatan. Selesai doa, here we go kita berangkat! Pendakian kali ini kita dapet barengan dari rombongan Jogja ada 4 orang walaupun gak bareng terus sih tapi sesekali kita saling salip-menyalip hehehehe berasa balapan aja ye..
Melintasi bukit dengan suhu yang lumayan dingin serta jalan agak curam dengan tas keril yang sedikit berat tak mematahkan semangat kita semua. Kita penuh semangat karena perjalanan kali ini adalah perjalanan yang bisa dibilang perjalanan nazar.
Target kita untuk mencapai pos 2 itu sebelum hari gelap, karena disana tempat biasanya para pendaki untuk mendirikan tenda sebelum ke puncak, juga terdapat sumber mata air. Selama pendakian kita juga bertemu dengan pendaki-pendaki yang hendak turun, tapi ada satu rombongan yang membuatku sedih, mereka dengan pedenya membawa bunga Edelweis dari atas. Sedih seketika waktu itu, kenapa kesadaran mereka akan alam masih rendah? Ah sudahlah, semua kembali pada diri masing-masing.
Kita selalu bertanya-tanya, kalo ada pos 2 berarti ada pos 1 dong? Kita selalu mencari pos 1 tapi selalu gak ada petunjuk yang jelas tentang pos 1 ini, padahal niatnya kita sampai pos 1 itu untuk mengisi perut. Lupakan pos 1, kita menemukan tanah yang datar dan cukup untuk istirahat, aku mulai mengambil coklat dari tasku dan membagikan kepada teman-teman. Kita pun menikmati coklat rada atos yang kita beli di Indom*aret dibawah tadi.
Gak lama kita beristirahat, kita melanjutkan pendakian karena hari udah mulai sore dan pos 2 masih jauh kata orang yang kita tanyai waktu itu.
Gak lama kita beristirahat, kita melanjutkan pendakian karena hari udah mulai sore dan pos 2 masih jauh kata orang yang kita tanyai waktu itu.
![]() |
View menuju pos 2 |
![]() |
View menuju pos 2 |
Jam 6.00 petang dan hari mulai gelap akhirnya kita sampai di pos 2 yang disana banyak tenda-tenda yang udah berdiri. Kita bergegas mendirikan tenda. Agenda malam itu adalah makan malam yang dilanjutkan tidur karena kita akan summit attack jam 3.00 pagi.
Aku dan Bre mengambil air, Raka memasak, Tejo udah tepar kedinginan di dalam tenda. Menu makan malam kita waktu itu adalah nasi abon, sop brokoli onclang, sarden balado. Hmmm lezat... Kita sangat menikmati malam itu, langit yang cerah tanpa kabut, bintang-bintang begitu indahnya serta udara dingin yang sesekali membuatku menggigil. Sedang asik memasak, rombongan dari Jogja itu akhirnya sampai juga di pos 2 dan mereka segera mendirikan tenda. Gak lama kemudian, salah satu dari mereka menghampiri kita dan bertanya "Mas, pada mau muncak ngga nih?" Bre menjawab, "Iya mbak, kita mau muncak jam 3 pagi nanti." Mbak yang dari Jogja, "Wah kebetulan kita juga mau muncak jam 3, bareng ya mas!" Lumayaaaan dapet barengan ke puncak. Kita selesai makan dan menghabiskan sisa waktu buat minum kopi. Langit yang tadinya cerah melihatkan bintangnya tiba-tiba berubah menjadi gelap seketika dan gerimis. Aku dan Bre bergegas membuat saluran air disekitar tenda biar ntar air hujannya ngga mengalir ke tenda. Semakin deras, aku dan Bre masuk ke tenda yang di dalamnya ada 2 manusia sedang tertidur. Agenda malam itu belum usai, aku membangunkan Raka dan Tejo. Aku membuka botol yang udah disiapin dari rumah yang gunanya buat anget-anget, kalo kata Raka sih "teh anget".
Jam 10.00 malem, udara semakin dingin, botol juga udah habis, kita memutuskan untuk segera tidur.
DAY 2
8 JULI 2013
Jam 2.30 pagi, aku dibangunkan Raka yang katanya doi susah tidur. Aku membangunkan Bre. Tejo masih tertidur karena doi memutuskan untuk tinggal di tenda karena kondisinya yang tidak memungkinkan. Raka memasak air untuk kopi yang nantinya bakalan dibawa ke puncak. Aku menyiapkan perbekalan yang dibawa untuk summit attack. Bre juga mempersiapkan dirinya. Ternyata kita udah ditunggu agak lama oleh rombongan dari Jogja, mereka juga hanya bertiga. Jadi kita berenam.
Jam 3.00 pagi, kita berenam udah siap untuk summit attack, tidak lupa kita berdoa terlebih dahulu.
Berjalan menanjak, menahan angin, penyinaran hanya mengandalkan senter yang ada di kepala, sesekali kita berhenti untuk mengambil nafas dan minum.
Jam 6.30 pagi sampai di Jembatan Setan, nggak kerasa matahari udah naik padahal tujuan kita harus sampai puncak sebelum sunrise, kita terus berjalan, kita terus memanjat, kita terus fokus pada jalan.
![]() |
Sunrise |
![]() |
Suasana pagi hari |
![]() |
Edelweis |
Jam 7.00 pagi, akhirnya kita semua sampai puncak dengan selamat. Puncak Kentheng Songo, 3145 mdpl. Bre & Raka langsung mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Terharu, aku duduk terdiam sambil memandang gunung Merapi begitu gagahnya yang sedang erupsi sambil mengucap doa di dalam hati. Aku bersyukur bisa merayakan hari ulang tahun di puncak gunung. Beberapa menit aku duduk dan terus berdoa, bisa dibilang make a wish hehehe.. Aku menikmati sekali suasana waktu itu, cuaca juga begitu cerah, Sindoro-Sumbing terlihat jelas, Prau, Ungaran, Lawu, Merapi yang paling jelas. What a birthday gift! Terima kasih Tuhan, ucap hatiku.
Di atas sana juga ada batu nisan dan aku tidak lupa mendoakan beliau yang telah meninggalkan kita. Raka segera membuka tas dan mengambil roti yang udah dibawa sebelumnya, sarapan diketinggian 3145 mdpl brooooo!!! Tidak lupa kita juga mengabadikan momen, kita berfoto-foto.
View Merapi |
![]() |
Sindoro-Sumbing dibelakang kita |
![]() |
In Memoriam |
Jam 7.30 pagi kita memutuskan untuk kembali ke pos 2 karena matahari yang udah mulai naik dan memancarkan teriknya, juga khawatir dengan keadaan Tejo. Kita bergegas turun dan sesekali mengambil foto hehehehe.. Nggak nyangka waktu perjalanan turun kita ketemu pendaki dari Swedia tapi bahasa Indonesianya udah lancar banget, udah lama di Indo kali ye..
![]() |
Batu Kapur |
Jam 9.00 kita bertiga sampai duluan di pos 2, sedangkan rombongan dari Jogja masih di belakang kita jauh. Langsung saja aku merebahkan diri di rumput-rumput dingin, capek seneng bahagia jadi satu karena telah berhasil menaklukan Merbabu.
Ternyata kondisi Tejo semakin sehat, alhamdulillah... Agenda pagi itu adalah sarapan, packing dan turun kembali ke basecamp. Raka dan Bre menyiapkan sarapan, aku dan Tejo pergi ke sumber air untuk mencuci tempat makan yang semalaman belum di cuci. Waktu aku sedang asik mencuci tiba-tiba lewat rombongan pendaki yang kayanya udah pro, seragamnya ada bendera Indonesia gitu di lengannya, tapi sayangnya ada beberapa dari mereka ada yang mengambil seikat bunga Edelweis. Hmmm, sungguh disayangkan..
Menu sarapan pagi itu adalah mie goreng brokoli abon dengan penutupnya roti isi saos pizza. Kenyaaaaaangggggg!
Gak lama setelah kita makan, rombongan dari Jogja akhirnya sampai juga dan mereka langsung bergegas untuk packing dan turun. Jadi, mereka turun terlebih dahulu.
Jam 1.00 siang. Setelah makan, kita juga siap-siap untuk perjalanan kembali ke basecamp. Semua udah masuk ke dalam tas, tidak lupa aku membawa kembali sampah-sampah untuk dibawa turun. Sebelum jalan pulang, Raka dan Bre sedikit ketakutan karena jalur pulang sedang dikuasai oleh kere-kera yang kebetulan waktu itu sedang bermain. Tapi aku memberanikan diri dan meyakinkan mereka kalo kera-kera itu takut dengan manusia. Dan betul, waktu kita mendekat, mereka (kera-kera yang sedang asik bermain) menjauh dan tidak mengganggu.
Pendakian turun ini sungguh melelahkan, keadaan trek yang turun sedikit membuat pegal kaki tapi kita hadapi dengan semangat dan senyuman hahaha.
Jam 3.00 agak sore. Alhamdulillah, akhirnya kita sampai di basecamp. Dan bergegas membersihkan badan dilanjut pulang ke rumah.
Tejo, Bre, Aku, Raka dan Basecamp |
Sampai rumah pun aku masih menyesalkan kenapa orang-orang yang menurutku mereka pecinta alam juga tapi masih saja mengambil sesuatu di gunung. Boleh mengambil, tetapi hanya gambar. Boleh meninggalkan, tetapi hanya jejak. Alam pasti memberi jika kita mau berbagi.
BUDAYAKAN KOMENTAR YA SETELAH MEMBACA, THANKYOU :)
![]() |
Aku |
![]() |
Bre |
![]() |
Raka |
BUDAYAKAN KOMENTAR YA SETELAH MEMBACA, THANKYOU :)
Komentar
Posting Komentar