Pacitan dan Pantai

Selain aku mencintai gunung, aku juga mencintai pantai. Ya, karena aku mencintai alam. Sebenarnya sudah banyak pantai yang pernah aku kunjungi tapi pantai di Pacitan adalah pantai yang memberiku pengalaman. Kenapa? Karena tujuanku melakukan perjalanan itu untuk mencari damai, mencari pelajaran dan tentunya mencari karya Tuhan yang luar biasa.

Waktu berjalan, aku menyiapkan perbekalan untuk melakukan perjalanan. Tidak hanya modalkan uang dan makanan melainkan GPS itu yang paling penting karena tujuan pantai kita jarang orang kesana jadi GPS termasuk hal yang penting.

Hari yang ditunggu tiba, kita kumpul kompleks perumahan Akpol jam 8 malam. Kita ada 3 motor diisi  6 orang. Kita bereenam, sebelum berangkat biasanya kita melakukan ritual doa agar diberi keselamatan. Tepat jam 9 malam kita berangkat langsung menuju Pacitan, kenapa kita berangkat malam? Karena kita menghindari keramaian jalan dan juga mencari sunrise walaupun pantai selatan nggak bakalan ada sunrise hehehe tapi kita suka suasana sunrise di pantai. Sambil menikmati jalan, kota demi kota kita lalui, sampailah di Wonogiri tepat jam 12 malam, kita mampir ke warung angkringan lebih tepat lagi "kucingan". Disitu kita istirahat sembari ngopi, rokok-rokokan dan bertanya-tanya dengan orang yang kebetulan juga sedang nongkrong disitu karena kita sempat kebingungan untuk melanjutkan perjalanan alias nggak tau jalan. 

 

 Setelah menemui titik terang, akhirnya kita bereenam melanjutkan peralanan ke Pacitan. Kita sempat berhenti diperbatasan antara Jawa Tengah-Jawa Timur dan sempat mengabadikan foto.

Lanjut perjalanan, dan hal paling aku tunggu saat perjalanan itu jalan yang sudah mblusuk, jalan yang sudah tanpa sinyal, jalan yang naik turun bukit, jalan melintas beberapa desa, jalan yang tanpa lampu, jalan penuh pohon kelapa, jalan yang penuh tebing kapur kanan kirinya. Ya, ciri khas pantai selatan itu kalo mau ke pantai harus lewat bukit dulu. Waktu itu jam masih terlalu pagi untuk ke pantai, kita memutuskan untuk istirahat di masjid, sekalian nunggu waktu Shubuh.

 

Selesai Shubuh kita kembali melnjutkan perjalan yang katanya tinggal beberapa menit aja. Akhirnya langit keemasan bisa kunikmati, udara yang segar bisa aku rasakan, ombak pun bersahutan mengisi telingaku. Akhirnya pantai Klayar!!

 

Disini kita melepas rasa lelah, melepas beban yang ada dan aku bersyukur bisa melihat keindahan Tuhan yang luar biasa ini. Ada yang tidur di pasirnya, ada yang foto-foto, ada yang naik ke bukitnya, ada yang mencari kelapa, ada yang mencari Seruling Luat yang terkenal itu.

Setelah puas bermain kita bersiap-siap melanjutkan perjalanan karena pantai yang lain masih menanti. Tujuan berikiutnya, pantai Teleng Ria dimana kalo diliat dari foto internet itu kaya pantai Kuta di Bali. Waktu itu perjalanan ngelewatin hutan, hutannya nggak biasa, hutan yang masih rindang dan adem.

Nggak lama perjalanan kita pun sampai di pantai Teleng Ria, ternyata dugaanku salah, pantai tersebut ternyata pantai keluarga yang ramai dikunjungi. Disini kita memilih untuk istirahat saja, mencari mushola yang bisa buat istirahat, kita tertidur sampai sore. Sore pun tiba, kita siap untuk melanjutkan perjalanan ke pantai berikutnya. Meninggalkan pantai Teleng Ria, kita berjalan menuju pantai Srau yang katanya bisa buat surfing. Ya, sejam lamanya akhirnya kita sampai. Pertamanya kita sedikit kecewa tapi langsung melihat matahari dan berfikir "Wah mataharinya kalo terbenam di ufuk barat, berarti sunset dong!!" dari situ aku langsung ngomong ke temen-temen untuk meyakinkan mereka dan menyenangkan mereka hahahaha mereka pun tersenyum dan kita menunggu sunset sembari bermain pasir dan mencari hewan apa saja yang ada dikarang.

Sunset pun hilang. Hari mulai gelap dan kita memutuskan melanjutkan perjalanan pulang ke rumah. Terima kasih, Pacitan.

 

 

 

 

 

 


BUDAYAKAN KOMENTAR YA SETELAH MEMBACA, THANKYOU :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Istilah Dalam Dunia Lari Trail

Bromo Tengger Semeru Ultra 100: Too Much Tragedy!

#AmazingLombok: Zero Above Sea Level